Dalam Bahasa Jepang, terdapat sekelompok partikel yang umum diletakkan di bagian akhir kalimat (sentence final particle). Partikel-partikel ini umumnya berfungsi untuk menjelaskan konteks dari kalimat awalnya -- apakah itu untuk bertanya, menegaskan opini, melakukan persuasi, ataupun lain sebagainya.
Saa, hajimemashou... ^^
1. Partikel "ka"
Partikel "ka" berfungsi untuk membentuk kalimat tanya. Partikel ini bisa dibilang cukup 'sakti' -- kalimat berita apapun, apabila ditambahkan partikel ini di akhir kalimatnya, akan seketika berubah menjadi kalimat tanya.
Contoh:
Asli:
[JAP] C-san wa AMERIKA-jin desu.
[INA] Tuan C (adalah) orang Amerika.
+ ka
[JAP] C-san wa AMERIKA-jin desu ka ?
[INA] Apakah Tuan C orang Amerika?
Di sini partikel "ka" berperan sebagai question mark. Apabila suatu kalimat diakhiri dengan "ka", maka kalimat itu pastilah kalimat tanya! :D
Asli:
[JAP] Yoshi-kun wa koko ni imasu.
[INA] Yoshi-kun ada di sini.
+ ka
[JAP] Yoshi-kun wa koko ni imasu ka ?
[INA] Apakah Yoshi-kun ada di sini?
2. Partikel "yo"
Partikel "yo" berfungsi untuk memberi penegasan dalam kalimat. Pada umumnya, partikel ini digunakan ketika menyampaikan ide/pendapat/opini yang cenderung subyektif; meskipun begitu bisa juga dipakai untuk menekankan kebenaran dari informasi yang disampaikan.
Adapun contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:
[JAP] Ano ko wa kawaii desu yo.
-> "ano ko" = "anak itu"
-> "kawaii" = "lucu" / "imut-imut"
[INA] Menurut saya, anak itu lucu.
(menyampaikan opini)
Contoh lain:
[JAP] Omae o matteru, yo.
-> "omae" = "kamu" (informal)
-> "matteru" = "tunggu"
[INA] Kamu sedang ditunggu, lho.
(menekankan berita)
Intinya, partikel "yo" adalah yang Anda butuhkan jika hendak menegaskan apa yang sedang disampaikan. Sebagai perbandingan, dalam bahasa Inggris fungsi ini biasanya diwakili oleh frase "...you know" atau "...so I think" di akhir kalimat. ^^
3. Partikel "ne"
Yang ini berfungsi sebagai pemberi kesan halus/persuasi dalam berbicara. Meskipun demikian, "ne" juga memiliki kegunaan lain -- yakni memunculkan pertanyaan balik di akhir kalimat (question tag).
Misalnya, untuk penggunaan yang pertama,
[JAP] Ashita kara, kore wa kimi no gakusei da. Ne?
-> "ashita kara" = "mulai besok"
-> "gakusei" = "sekolah"
[INA] Mulai besok, ini sekolahmu yang baru. OK?
(melakukan persuasi)
[JAP] Sono kimochi ga wakaru; dakara, kinishinaide. Ne?
-> "kimochi" = "perasaan"
-> "dakara" = "karena itu" / "oleh karena itu"
-> "kinishinaide" = "jangan khawatir"
[INA] (Saya) mengerti perasaanmu; oleh karena itu, jangan khawatir. Ya?
(melakukan persuasi)
Sedangkan untuk penggunaan yang kedua,
[JAP] Kyou wa, Sanae-san ga kirei desu, ne?
-> "kyou" = "hari ini"
-> "kirei = "cantik"
[INA] Hari ini, Nona Sanae terlihat cantik, bukan?
(menanyakan pendapat lawan bicara)
[JAP] Hachigatsu no yuki ga aru no? Kiseki, da ne?
-> "hachigatsu" = "bulan Agustus"
-> "yuki" = "salju"
-> "kiseki" = "keajaiban" / "mukjizat"
[INA] Ada salju di bulan Agustus? Itu pasti mukjizat, bukan?
(menanyakan pendapat lawan bicara)
***
Variasi Penggunaan dalam Kalimat
Dalam penggunaan sehari-hari, terkadang ada beberapa varian partikel end sentence yang diturunkan dari tiga partikel di atas. Umumnya perubahan ini terjadi karena nuansa informal yang ingin dihadirkan; e.g. ketika Anda sedang berbicara dengan teman atau keluarga.
Beberapa variasi yang terjadi, antara lain:
1. ne menjadi na~
"Na~" -- dengan 'a' panjang; berbeda dengan partikel "na" -- memiliki manfaat yang sama persis dengan "ne". Meskipun demikian, kesan yang ditimbulkannya sangat informal dan berkesan "setengah hati".
Kesan ini lebih tampak dalam penerjemahan sebagai berikut:
[JAP] Aitsu wa okotteirunda. Taihen, da na~...
[INA] Dia sedang marah. Susah juga yaa...
[JAP] Hai, hai, wakatteiru. Warui na~...
[INA] Ya, ya, saya mengerti. Maaf deh...
2. yo menjadi zo
Yang ini biasanya diucapkan oleh pria; kesannya cenderung informal dan berpretensi kasar.
[JAP] Ano "MATRIX" no eiga wa kakkoi da zo.
[INA] Film "MATRIX" yang itu keren, lho.
[JAP] Ah, Rika-chan da! Kawaii zo!
[INA] Ah, itu Rika-chan. Dia lucu sekali!
3. ne di awal kalimat
Yang ini agak berbeda dengan pokok bahasan kita tentang partikel end-sentence, sebab partikelnya sendiri justru diletakkan di awal kalimat. Meskipun demikian, saya rasa ada baiknya bila sekalian dijelaskan di sini. (o_0)"\
Dalam penggunaan ini, partikel "ne" digunakan untuk memanggil orang yang sedang diajak bicara. Konsepnya kurang lebih sama dengan kata "hei" dalam bahasa Indonesia:
[JAP] Ne, chotto matte yo!
[INA] Hei, tunggu sebentar!
4. Question mark dengan kai
Bentuk yang lebih lembut untuk bertanya dibandingkan "ka", digunakan oleh pria. Kalau Anda pernah mendengar lagu "Konayuki" dari Remioromen, Anda bisa mendengar penggunaan question mark model ini di dalamnya. ^^
[JAP] Sore ga dekita no kai?
[INA] Bisakah seperti itu?
Catatan Khusus:
Kalimat Tanya tanpa Question Mark
Walaupun secara default kalimat tanya dalam bahasa Jepang memerlukan partikel "ka", terdapat satu kondisi di mana Anda tak perlu memanfaatkannya sama sekali. Meskipun demikian, sebagai gantinya, Anda harus memberikan intonasi yang tepat untuk mengesankan pertanyaan Anda.
Dalam bahasa Jepang, intonasi yang 'tepat' ini dimunculkan dengan memberi penekanan pada suku bunyi terakhir dalam kalimat.
Contoh:
[JAP] Sonna koto iwanaide! Otoko da yo!?
[INA] Jangan bicara seperti itu! Kamu laki-laki, kan!?
(bagian "yo" diucapkan agak tinggi dan memanjang)
[JAP] Anpan ga suki na no?
[INA] Apakah kamu suka roti selai?
(bagian "no" diucapkan agak tinggi dan memanjang)
Hal yang sama berlaku jika kita hendak mengajukan pertanyaan singkat dan sekedarnya, e.g.:
[JAP] Hitori?
[INA] (Anda) sendirian?
(bagian "ri" diucapkan agak tinggi dan memanjang)
[JAP] Shitteru?
[INA] (Anda) sudah tahu?
(bagian "ru" diucapkan agak tinggi dan memanjang)
Tentunya harus dicatat bahwa penggunaan di atas itu cenderung crippled secara gramatikal, dan tidak untuk digunakan dalam pembicaraan resmi. Walaupun masih efektif jika dipakai untuk keseharian saja.
No comments:
Post a Comment